Wednesday, March 13, 2013
Kabar Gembira Bagi ODHA, Racun Lebah Sembuhkan HIV
SELAMA ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan HIV dan AIDS. Tapi studi baru menunjukkan bahwa racun lebah dapat membunuh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Lebih dari 34 juta orang yang hidup dengan HIV-AIDS di seluruh dunia, menurut amfAR, Yayasan Penelitian AIDS. Dari jumlah tersebut, 3,3 juta berada di bawah usia 15 tahun. Setiap hari, hampir 7.000 orang terinfeksi HIV di seluruh dunia.
Namun belum ada obat yang benar-benar dapat membantu menyembuhkan pengidap HIV-AIDS. Tapi sepertinya ada secercah harapan dari sebuah penelitian yang baru saja ditemukan.
Pada peneliti di Washington University School of Medicine di St. Louis, telah menunjukkan bahwa racun yang disebut melittin, yang ditemukan pada racun lebah, dapat menghancurkan HIV dengan menyodok lubang dalam tudung di sekitar virus, menurut sebuah rilis berita yang dikirim oleh Washington University, seperti dilansir Huffingtonpost, Senin (11/3/2013).
Nanopartikel yang lebih kecil dari HIV telah diresapi dengan racun lebah. Kemudian 'bumper pelindung' ditambahkan ke permukaan nanopartikel ini, sehingga memungkinkannya mementalkan sel normal dan meninggalkannya secara utuh. Sel-sel normal lebih besar dari HIV, sehingga nanopartikel menyasar HIV, yang begitu kecil dan cocok antara bumper.
"Melittin pada nanopartikel bergabung dengan tudung virus. Melittin ini membentuk seperti pori kecil menyerang kompleks dan memecah tudung, mengecilkan virus. Kami menyerang properti fisik yang melekat dari HIV. Secara teoritis, tidak ada cara bagi virus untuk beradaptasi dengan itu," jelas Joshua L. Hood, MD, PhD, instruktur penelitian.
'Pencerahan' ini dapat mengarah pada pengembangan gel vagina untuk mencegah penyebaran HIV, dan pengobatan intravena untuk membantu orang-orang yang sudah terinfeksi.
"Harapan kami bahwa di tempat-tempat HIV merajalela, orang bisa menggunakan gel ini sebagai tindakan pencegahan untuk menghentikan infeksi awal," ujar Hood.
Studi tentang racun lebah pembunuh HIV ini telah diterbitkan pada hari Kamis lalu dalam jurnal Antiviral Therapy, menurut U.S. News & World Report. (sbr)