istimewa |
Ditemui Minggu (17/3) sekira jam 10.00 WIB, di Ruang Bedah Instalasi Rindu B 248 Lantai 2, remaja yang menamatkan pendidikan sampai SMP itu, baru Jumat (15/3) malam, masuk ke rumah sakit milik pemerintah pusat itu.
Anak pertama Muhammad Alim Nuh (43) dan Darna Harahap (40), yang tinggal di Jalan Kelambir V, Dusun 3 Gang Kapas, Deliserdang ini, hingga saat ini belum mendapatkan kelanjutan medis dari dokter karena masih dalam proses pemeriksaan selanjutnya.
Namun, gejala tumor yang awalnya tidak diketahui oleh keluarga ini sudah diderita hampir satu tahun dan membuat kaki sebelah kiri Nia semakin mengecil.
Diceritakan sang ibu, awalnya Nia mengeluh sakit dilubang anusnya kalau duduk. Tapi saat diberi obat ambien yang dibeli di warung, tidak ada perubahan.
Lalu oleh keluarga, Nia pun dibawa ke Rumah Sakit Sundari Medan dan disarankan untuk operasi karena ada benjolan seperti bisul disekitar anusnya. Tapi karena tidak ada biaya, Nia pun dibawa kembali pulang dengan sakit yang tidak juga sembuh.
"Tidak ada diberitahu kalau itu tumor sebelumnya. Tapi Nia harus operasi. Karena tidak ada biaya sebagai pasien umum, kami pulang lagi," katanya kepada wartawan, Minggu (17/3).
Melihat anaknya semakin merintih kesakitan, lanjut ibu rumah tangga ini, ia pun mengurus surat-surat Jamkesda agar Nia dibawa ke RS Pirngadi Medan.
Kemudian di rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan itu, dinyatakan dokter benjolan di anus merupakan tumor. Lalu dokter melakukan pembedahan untuk memecahkan benjolan di anus hingga keluar nanah dan darah.
"Kata dokter sudah tidak ada masalah lagi untuk benjolan yang ada diantara anus dan vagina. Tapi ada penyakit lain yakni tumor di anusnya dan kini di atas kemaluan kalau diraba ada benjolan sebesar bakso," katanya.
Sampai saat ini, tambah Darna, pihaknya belum mengetahui apakah akan dilakukan operasi karena masih menunggu pemeriksaan dokter selanjutnya.
"Kemungkinan akan kemoterapi. Sekarang kaki Nia sebelah kiri semakin mengecil. Dia juga tidak bisa sekolah lagi, padahal baru sehari duduk di bangku SMA," katanya lirih.
Nia yang suara pelan sembari menahan sakit, menyatakan, sejak pertama kali mendapatkan menstruasi selalu mengalami keputihan.
Cairan yang setiap hari keluar ini berwarna kuning kental dan mengeluarkan bau tak sedap.
"Sudah lama keputihan, tidak hanya mau haid. Tapi saya tidak pernah kasih obat, hanya pakai pembalut kecil biar tidak lengket di celana dalam," imbuhnya.
Namun untuk keluhan sakit di sekitar vagina, dikatakan Nia baru terasa enam bulan lalu. "Tidak tahan duduk, kayak ambien. Tidak tahu kalau ini tumor, jadi tinggal apa kata dokter aja untuk pengobatannya," kata Nia sembari menitihkan air mata.
Ketua LSM Pemantau Aset Negera Indonesia Sumut, Hari Sucipto, didampingi tokoh masyarakat Haikal dan H Abdullah Rasyid yang menjenguk Nia, mengatakan, sangat prihatin terhadap penyakit pasien dan berharap pihak rumah sakit dapat membantu melayani pasien dengan sebaik-baiknya.
"Berhubung orangtua pasien ini tergabung dalam LSM kami. Selain kita prihatin, kita juga memohon pihak masyarakat dapat memberi bantuan kepada keluarga pasien karena memang termasuk keluarga yang kurang mampu," tukasnya.
Selain itu, ia juga mengharapkan RS Adam Malik bekerja secara profesional dan tidak mempersulit pasien dengan alasan surat jaminan kesehatan daerah yang belum terealisasi.
"Para donatur bisa memberi bantuan langsung ke keluarga pasien atau ke LSM kami di Jalan Perhubungan Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang agar dana yang masuk bisa dipostingkan ke pasien," tuturnya. (sbr)